Beliau juga sudah belajar hadis sejak kecil seperti Imam
Bukhari dan pernah mendengar dari guru-guru Al Bukhari dan ulama lain selain
mereka. Orang yang menerima hadis dari beliau ini, termasuk tokoh-tokoh ulama
pada masanya. Ia juga telah menyusun beberapa karangan yang bermutu dan
bermanfaat. Yang paling bermanfaat adalah kitab Shahihnya yang dikenal dengan
Shahih Muslim. Kitab ini disusun lebih sistematis dari Shahih Bukhari. Kedua
kitab hadis shahih ini; Shahih Bukhari dan Shahih Muslim biasa disebut dengan
Ash Shahihain. Kadua tokoh hadis ini biasa disebut Asy Syaikhani atau Asy
Syaikhaini, yang berarti dua orang tua yang maksudnya dua tokoh ulama ahli
hadis. Imam Al-Ghazali dalam kitab Ihya Ulumuddin terdapat istilah akhraja hu
yang berarti mereka berdua meriwayatkannya.
Ia belajar hadis sejak masih dalam usia dini, yaitu mulai
tahun 218 H. Ia pergi ke Hijaz, Irak, Syam, Mesir dan negara-negara lainnya.
Di Khurasan, ia berguru kepada Yahya bin Yahya dan Ishak bin
Rahawaih; di Ray ia berguru kepada Muhammad bin Mahran dan Abu `Ansan. Di Irak
ia belajar hadis kepada Imam Ahmad dan Abdullah bin Maslamah; di Hijaz belajar
kepada Sa`id bin Mansur dan Abu Mas`Abuzar; di Mesir berguru kepada `Amr bin
Sawad dan Harmalah bin Yahya, dan kepada ulama ahli hadis yang lain.
Beliau berkali-kali mengunjungi Baghdad untuk belajar kepada
ulama-ulama ahli hadis, dan kunjungannya yang terakhir pada 259 H, di waktu
Imam Bukhari datang ke Naisabur, beliau sering datang kepadanya untuk berguru,
sebab ia mengetahui jasa dan ilmunya. Dan ketika terjadi fitnah atau
kesenjangan antara Bukhari dan Az-Zihli, ia bergabung kepada Bukhari, sehingga
hal ini menjadi sebab terputusnya hubungan dengan Az-Zihli. Muslim dalam
Sahihnya maupun dalam kitab lainnya, tidak memasukkan hadis-hadis yang diterima
dari Az-Zihli padahal ia adalah gurunya. Hal serupa ia lakukan terhadap
Bukhari. Ia tidak meriwayatkan hadis dalam Sahihnya, yang diterimanya dari
Bukhari, padahal iapun sebagai gurunya. Nampaknya pada hemat Muslim, yang lebih
baik adalah tidak memasukkan ke dalam Sahihnya hadis-hadis yang diterima dari
kedua gurunya itu, dengan tetap mengakui mereka sebagai guru.
Imam Muslim wafat pada Minggu sore, dan dikebumikan di
kampung Nasr Abad, salah satu daerah di luar Naisabur, pada hari Senin, 25
Rajab 261 H / 5 Mei 875. dalam usia 55 tahun.
Karya
Imam Muslim meninggalkan karya tulis yang tidak sedikit
jumlahnya, di antaranya :
Al-Jami` ash-Shahih atau lebih dikenal sebagai Sahih Muslim
Al-Musnad al-Kabir (kitab yang menerangkan nama-nama para
perawi hadis)
Kitab al-Asma wal-Kuna
Kitab al-Ilal
Kitab al-Aqran
Kitab Su`alatihi Ahmad bin Hambal
Kitab al-Intifa` bi Uhubis-Siba`
Kitab al-Muhadramin
Kitab Man Laisa Lahu illa Rawin Wahid
Kitab Auladish-Shahabah
Kitab Auhamil-Muhadditsin
Shahih Bukhari dan Shahih Muslim
Al-Hafizh Ibnu Hajar mengulas kelebihan Shahih Bukhari atas
Shahih Muslim, antara lain, karena al-Bukhari mensyaratkan kepastian bertemunya
dua perawi yang secara struktural sebagai guru dan murid dalam hadis mu'an'an;
agar dapat dihukumi bahwa sanadnya bersambung. Sementara Muslim menganggap cukup
dengan "kemungkinan" bertemunya kedua rawi tersebut dengan tidak
adanya tadlis.
Al-Bukhari mentakhrij hadis yang diterima para perawi
tsiqqat derajat utama dari segi hafalan dan keteguhannya. Walaupun juga
mengeluarkan hadis dari rawi derajat berikutnya dengan sangat selektif.
Sementara Muslim, lebih banyak pada rawi derajat kedua dibanding Bukhari.
Disamping itu kritik yang ditujukan kepada perawi jalur Muslim lebih banyak
dibanding kepada al-Bukhari.
Sementara pendapat yang berpihak pada keunggulan Shahih
Muslim beralasan - sebagaimana dijelaskan Ibnu Hajar, bahwa Muslim lebih
berhati-hati dalam menyusun kata-kata dan redaksinya, karena menyusunnya di
negeri sendiri dengan berbagai sumber di masa kehidupan guru-gurunya. Ia juga
tidak membuat kesimpulan dengan memberi judul bab sebagaimana Bukhari lakukan.
Dan sejumlah alasan lainnya.
Namun prinsipnya, tidak semua hadis Bukhari lebih shahih
ketimbang hadis Muslim dan sebaliknya. Hanya pada umumnya kesahihan hadis
riwayat Bukhari itu lebih tinggi daripada kesahihan hadis dalam Shahih Muslim.
Sumber referensi
Sumber referensi
0 komentar Blogger 0 Facebook
Posting Komentar
Untuk komentar, pertanyaan, atau testimoni silakan sampaikan disini. Anda juga bisa chat bersama kami di menu yang terdapat pada sudut kanan bawah. Terima kasih atas kunjungan Anda.