Shalat apa Sembahyang? Mana yang Benar?

Hampir kebanyakan umat Islam hari ini tidak terlepas daripada menggunakan istilah “Sembahyang” yang merujuk kepada “Shalat.” Tetapi pada hakikatnya, istilah “Sembahyang” mempunyai maksud atau pengertian yang terdapat unsur “Syirik.”

Professor Hasbi As Siddiqi di dalam salah satu bukunya, membahas perkataan “Sembahyang.” Katanya; “Sembahyang di ambil daripada perkataan “Sembah” dan “Hyang” yang merujuk kepada nama dewa – dewa yang disembah oleh penganut Agama Hindu dahulu kala. “Sembahyang” juga diertikan sebagai “menyembah berhala yang bernama Hyang.”

Dua pakar Bahasa Indonesia, yang salah seorangnya pernah datang ke Malaysia, mengajar di Universitas Kebangsaan Malaysia (UKM), yakni Dr Daniel juga telah mengesahkan bahwa istilah “Sembahyang” merujuk kepada “menyembah dewa yang bernama Hyang.”

Orang Buddha pergi ke Tokong, Orang Hindu pergi ke Kuil dan Orang Kristian pergi ke Gereja menggunakan istilah “Sembahyang,” terserahlah kepada mereka, karena memang terdapat unsur “Syirik” dalam ibadah mereka. Tetapi Umat Islam, Tidak sesuai sekiranya “Shalat” juga diistilahkan sebagai “Sembahyang”, yang mana pada asalnya kata sembahyang itu merujuk kepada “menyembah dewa bernama Hyang.”

Kalau boleh ubahlah ayat seperti seorang ibu mengarahkan anaknya bangun untuk menunaikan Shalat Subuh. “nak, bangun!. pergi “Sembahyang Subuh,” menjadi “nak, bangun!. Pergi “Shalat Subuh.” Shalat lebih tepat istilahnya

Mungkin sebagian daripada kita, akan menganggap bahwa hal ini hanyalah hal yang sepele dan tidak begitu penting. Tetapi bagi mereka yang mempunyai kesadaran Agama dan mementingkan kualitas ibadah, akan senantiasa berhati-hati dan memperhatikan hal seperti ini. InsyaAllah.